Puncak Pengabenan Masal (Pitra Yadnya) Desa Tunjung Tahun 2019
13 September 2019 09:39:50 WITA
Setelah rentetan Upacara Ngaben Masal (Pitra Yadnya) Desa Tunjung, maka pada hari Selasa (10/9) merupakan puncak Pengabenan Masal Desa Tunjung Tahun 2019. Pada pukul 07.00 wita diimulai dengan acara membawa roh leluhur yang akan diaben yang disimbulkan dengan adeg-adeg yang disebut dengan sawa. Masing-masing perwakilan dari keluarga akan membawa/menggendong sekah yang akan dibawa ke kuburan/setre. Pada proses ini, perwakilan yang sudah mendapatkan nomor urut dari Panitia Pengabenan akan berjejer dijalan raya sesuai dengan nomor urut dengan memegang tali panjang yang sudah diikat dengan kain putih dan benang tiga warna (benang tridatu).
Sesampainya di setre Desa Tunjung, masing-masing perwakilan yang membawa/menggendong sekah akan mengelilingi tempat berlangsungnya pembakaran sebanyak tiga kali. Setelah proses ini selsesai maka dilanjutkan dengan prosesi pembakaran. Sekah yang merupakan simbol roh leluhur yang akan diaben di taruh pada kuali besar dari tanah liat (cobek), sebelum prosesi pembakaran dimulai ida pandita membacakan doa/mantra dan pemercikan tirta. Pada saat proses pembakaran, seluruh keluaraga dari sekah yang bersangkutan akan bergiliran untuk membalikkan sekah yang terbakar menggunakan sepit dari bambu serta menggaduk menggunakan batang tebu sepanjang 20 cm.
Setelah prosesi pembakaran selesai maka dilanjutkan dengan merangkai abu pembakaran diatas tikar suci dan daun pisang kemudian dipercikkan air suci/tirta oleh sulinggih. Setelah prosesi ini selesai maka abu yang tadi sudah dirangkai kemudian dimasukkan ke dalam buah kelapa muda yang berukuran kecil atau istilah balinya kelungah nyuh gading.
Upacara nganyut dilaksanakan setelah prosesi pembakaran selesai. Nganyut yang dilakukan di Pantai Segara Kubutambahan ini merupakan rankaian upacara lanjutan dari Ngaben Masal (Pitra Yadnya) Desa Tunjung Tahun 2019. Kelungah nyuh gading yang sudah berisi abu pebakaran sekah langsung dibawa dari setra ke segara, sesampainya di segara masing-masing perwakilan yang membawa abu pembakaran berkumpul di masing-masing dadya untuk melakukan persembahyangan. Setelah melaksanakan persembahyangan bersama, klungah nyuh gading yang berisi abu dari pembakaran sekah ditaburkan kelaut sebagai simbol menghanyutkan segala kekotoran yang masih tertinggal dalam roh yang diaben. Setelah prosesi ngayut maka dilaksanakan upacara ngulapin yang memiliki arti memanggil roh yang diaben agar tidak tertinggal disegara.
Sesampainya dari upacara nganyut, dilaksanakan upacara mecaru di tempat dilaksanakannya Upacara Ngaben Masal (Pitra Yadnya). Pada tengah malam di hari yang sama, akan dilaksanakan Upacara ngayut kembali sebagai upacara terakhir dari serangkaian Upacara Ngaben Masal (Pitra Yadnya). Keesokkan harinya (11/9) dilanjutkan dengan upacara Nangkilang ke Kahyangan Tiga di Desa Tunjung, serta dilanjutkan dengan Upacara Nangkilang/ngantukang di masing-masing Pura Dadya.
Komentar atas Puncak Pengabenan Masal (Pitra Yadnya) Desa Tunjung Tahun 2019
Formulir Penulisan Komentar
Layanan Mandiri
Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.
Masukkan NIK dan PIN!
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Persembahyangan Bersama Peringatan Hari Raya Tilem
- Penyaluran BLT DD Bulan September 2024
- Kelas Ibu Hamil Pertemuan ke - 4 Bulan Agustus 2024
- Penyaluran Beras Bantuan Pangan (BBP) Bulan Agustus 2024
- Kelas Ibu Hamil Pertemuan ke-3 Bulan Agustus 2024
- Mahasiswa KKN LIK Undiksha Semarakkan HUT Kemerdekaan RI dengan Pengecatan Papan Tanda Perbatasan De
- Monitoring Penerima Bantuan Rehab Rumah Desa Tunjung